Monday, September 24, 2018

Anies Resmikan RSUD Cipayung dan Kebayoran Lama Yang Dibangun Oleh PT HANA HUBERTA


Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan meresmikan RSUD Kelas D Cipayung dan RSUD Kebayoran Lama. Kegiatan peresmian ini dilakukan di kompleks RSUD Cipayung, Bambu Apus, Jakarta Timur. Sementara bangunan RSUD Kebayoran Lama berada di Kebayoran Lama, Jakarta Selatan.

Dalam sambutannya, Anies mangapresiasi bangunan fisik rumah sakit yang bagus yang telah dibangun oleh Kontraktor PT HANA HUBERTA. Namun, Anies berharap agar pelayanan rumah sakit dapat terus ditingkatkan sejalan dengan dukungan fasilitas yang memadai.

“Jadi ukuran dari kinerja pelayanan kita, itu tidak dilihat dari wujud fisiknya, tidak dilihat dari jumlah tempat tidurnya saja. Itu penting harus ada. Tapi yang tidak kalah penting adalah pelayanannya. Dan itu kuncinya ada pada manusianya, ada pada orangnya,” kata Anies di lokasi, Rabu, (15/8).

PT HANA HUBERTA selaku kontraktor pelaksana pekerjaan RSUD Kebayoran lama dan RSUD Bambu Apus mengerjakan gedung dengan baik dan rapih. Anies mengapresiasi pihak-pihak lain yang ikut membangun RSUD Kelas D Cipayung dan RSUD Kebayoran Lama. Anies berharap agar fasilitas di kedua Rumah Sakit tersebut bisa dijaga dengan baik.

“Saya berharap kepada para pengelola, fasilitas ini tolong dijaga baik-baik. Kita di Indonesia sudah terbukti membuat karya baru, kita hebat. Merawat karya baru, nah itu masalah. Karena itu saya ingin di sini dibuktikan,” pinta Anies.
Selanjutnya...

Sunday, October 8, 2017

Inilah Klarifikasi Dari Keluarga Tika Romauli Siregar atas Kejadian Sangge Sangge Yang Sedang viral

Viralnya Kejadian yang menimpa Tika Romauli Siregar mengalir ke dunia maya tak terbendung, setiap saat berbagai komentar memenuhi dinding Tika Romauli Siregar. Berikut ini admin sempat membaca salah satu postingan dari Saudari dengan Nikc Name di akun facebook Kristine Nila Putriani, saya sendiri tidak tahu kebenaranya apakah benar ini klarifikasi dari keluarga. berikut saya copas langsung dari komentar Kristine Nila Putriani. benar atau tidaknya klarifikasi ini  mari kita selidiki bersama. Kayak intelejen aja.... hehehe

copas

Antara Tika Romauli Siregar dengan Namboru Si Sangge-Sangge & Calon Suami
*
I. Kenapa sampe ke Medsos ?
Postingan Tika di akun Facebooknya (5/10/2017) tentang akhir dari kisah cintanya dengan calon suami adalah pemberitahuan kepada teman-teman dekatnya bahwa Pernikahannya GAGAL.

Banyak teman-temannya yang menanyakan tentang Pemberkatan Nikah dan Undangan Hajatan / Pesta Adat Batak Hari-H yang berbahagia itu yang akan dilangsungkan pada 6/10/2017. Daripada sibuk menjelaskan ke teman-temannya satu per satu, kenapa batal, dsb, akhirnya Tika mengumumkannya di akun Facebooknya. Selain itu, dia juga ingin berbagi beban kepada teman-temannya, supaya hal yang dialaminya tidak dialami oleh teman-temannya.

II. Kenapa sampai Viral ?
Yang bikin Curhatan Tika ini Viral adalah warganet yang iba pada masalah yang sedang dialami oleh Tika. Banyak teman-temannya men-Screenshot status tersebut dan meberi reaksi yang berbeda-beda. Ada yang memuji bahwa Tika telah melakukan keputusan yang tepat, ada juga yang mencela. Tapi, Tika tidak pernah menduga bahwa persoalan ini akan Viral.

III. Apakah Tika malu atas masalah ini ?
TIDAK.
Tika justru bersyukur atas pembatalan pernikahan yang kemungkinan besar sulit untuk dijalaninya kelak.

IV. Kenapa Tidak Melibatkan Orangtua ? Kenapa di Medsos ?

Kalau pertanyaan ini diajukan oleh orang Batak, mungkin inilah pertanyaan yang paling bodoh yang pernah saya dengar.

Dalam tradisi dan adat Batak, pernikahan Anak adalah urusan orangtua. RAJA ke RAJA.

Ito(mba)ku, anak ke-5 dari 9 bersaudara, Bapauda Kanan Siregar, adalah BORU NI RAJA (ber-ADAT). Sebagai jemaat HKBP, adat Batak menyatu dengan semua tradisi Gereja.

Apakah Tika bertindak sendiri dan memutuskan hubungan secara ogah-ogahan? TIDAK.
=====
Tika hanya mendengar nasihat orangtuanya dan raja-raja adat Siregar, Parsahutaon, dan keluarga yang mengasihi.

V. Tapi ada bantahan, katanya Chat itu dari Calon Edanya (kakak si Cowok)  --  bukan dari Namboru si Camer -- karena waktu itu si Calon Mertua sedang sakit.

BOHONG BESAR.
Saya jelaskan duduk permasalahannya.

Ada yang sok pintar menyalahkan Tika kenapa BATAL dan kenapa ke Medsos. Tentang kenapa ke Medsos, saya udah jelaskan di atas. Kalau yang salahin Tika itu orang Batak dan membela Pihak Cowol, sy mengajukan beberapa pertanyaan:
=====
Apakah keluarga Siregar sebodoh itu ngga bisa menasihatin anaknya karna Chat itu bukan dari Calon Mertua ?

Sebagai orang berpendidikan, 9 bersaudara anak dari Bapatua Kanan Siregar Sarjana semua, Raja-Raja Adat telah dilibatkan, MUNGKINKAH pembatalan itu membabi-buta secara sepihak tanpa KLARIFIKASI ?
=====

Martuppol: Sabtu, 23/9/2017.
Chat : 24 - 25 / 09 / 2017
Tika mengadu ke Ortu dan Konsultasi keluarga besar: 25-26 / 09/2017.
Tua-tua Adat Siregar  kumpul 28/09/2017.
Waktu untuk klarifikasi dari Solakmalela/keluarga Cowol 28 - 30 / 09/ 2017.
*
Keluarga Siregar menunggu klarifikasi tgl. 28 - 30 September 2017 dari Pihak Solakmalela (keluarga besar Cowok), tapi ngga bisa jawab & ngga mau datang ke Keluarga Siregar di Minas, Bengkulu. Keluarga Cowok di Minas,Bengkulu dan Bengkalis, Riau tidak kunjung konfirmasi. Si Cowok pun ngga bertanggung jawab untuk menyelesaikan masalah ini dan memilih ikut Ibunnya. Seminggu lebih sejak 28/08/2017 ngga ada jawaban. Itulah alasan Siregar tidak menyebar Undangan.

Lalu karena tidak ada kejelasan, alasan sakit Camer, dll, dan sukah keukeuh untul lebih baik tidak dilanjutkan, Tika merasa hubungannya ternyata berakhir.

Jadi, Curhat di FB 05/10/2017 adalah pemberitahuam utk terakhir kalinya & hanya itu di dalam potingan di Medsos. Kalau ada yang bilang yg Chat adalah Edanya karena Camernya Sakit, sakitnya baru terakhir ini mendekati Hari-H. Sedangkan Chat tgl 24 - 26 / 9/2017.

Jadi, siapa yang benar ?
Terserah pembaca saja. Sebaiknya kebohongan jangan ditutupi dengan kebohongan.

Seharusnya lewat 21 Chat itu, Netizen bisa pelajari sikap dan pesan di antara mereka Tika dan Camer.

Lalu, satu hal lagi. Kami ini, kelurga siregar, masih tahu adat. Sebagai jemaat HKBP tahu persis tempat adat dalam kehidupan berjemaat dan terapannya dalam Adat.

Pernikahan adalah urusan Raja ke Raja, bukan saja  antara Tika dan Camer. Siregar sudah tempuh cara klarifikasi untuk menempuh jalan terbaik, tapi Keluarga Besar si Cowok ngga bisa  tanggung jawab & tidak pernah ingin memberi jalan keluar.

Kalau masih meragukan bahwa pembatalan  Pernikahan dari Keluarga dan Raja Adat dr Siregar, kami pastikan bahwa kami tahu persis Adat Batak dan hidup di dalamnyandalam urusan apapun khususnya menyangkut perhelatan penting.

 Kalau alasan keluarga Cowok karena Emas yang dipakai saat Ibadah Janji Nikah (Martuppol) di Gereja setipis Sangge-Sangge, Keluarga Bapauda KANAN SIREGAR bisa membuat lebih dari itu. Tika dan 8 saudaranya  yang lain, semua berpendidkkan dan kuliah di Universitas Negeri. Rika tidak melihat acara Martuppol itu sebagai acara pamer Mas, tapi IBADAH untuk memastikan kemantapan hati sepasang calon mempelai itu.

Itulah sebabnya dia tampil sebagaimana adanya keinginannya. Seandainya si Camer menginginkan yang lebih besar dari itu, bukan sombong dan angkuh, juga bisa.

Tapi, semua sudah berlalu. Itulah yang terbaik untuk Tika. Sekali lagi, saat ini, hal ini bukan hal memalukan buat keluarga tika. Tika hanya ingin berbagi cerita bahwa Perempuan bisa menentukan nasibnya dengan nalar yang jernih.

By; Bernat regar
Selanjutnya...

Saturday, October 7, 2017

Friday, September 8, 2017

Prosesi Cara Mangain Anak dan Boru


ADA 2 (DUA) CARA MANGAIN ANAK & BORU :
1.     Atas Permintaan dari Marga Lain (Pihak dari keluarga boru)

Foto Ilustrasi (Bila Pemilik Foto ini Tidak Berkenan
Silahkan Kirim pesan Foto akan saya hapus
)
Apaila ada anak perempuan (boru) mau menikah dengan anak (baoa) sileban. Maka parboru mangido/mangelek ma asa Ibotona/Laena nagabe natoras (painundun) ni nanaeng Helana, jala marpangidoan marhite i dipasahat ma dengke tu keluarga ni Ibotona/Laena. Pardalan ni pago-pago panggabei molo parboru mangido/mangelek tu Keluarga ni Ibotona/Laena songon on ma :
Molo Mangain Anak :
1.    Pago-pago/Panggabei tu Ama-ina Painundun
2.    Pago-pago/Panggabei tu Pamarai
3.    Pago-pago/Panggabei tu Simolohon
4.    Pago-pago/Panggabei tu Ibotona
5.    Pago-pago/Panggabei tu Tulang/Hula-hula dohot horong ni hula-hula
6.    Pago-pago/Panggabei tu Amang Tua/Uda/Angkang/Anggi namartinodohon
7.    Pago-pago/Panggabei tu Amang boru/Laena
8.    Pago-pago/Panggabei tu marompu-ompu
9.    Pago-pago/Panggabei tu Punguan Tambunan Pagaraji
10. Pago-pago/Panggabei tu dongan Sahuta Boru-bere

2.     Mangain anak, atas permintaan ni keluarga (dongan tubu) naeng mangain anak baoa (sileban) dalam hal ini natoras/Painundun do na mangidohon tu dongan tubu asa disahkan gabe anak magodang di nasida, jala hasuhuton (painundun) do napasahathon sipanganon tu Raja ni dongan tubu.

Jala pardalan ni pago-pago panggabei antar songon on ma :
1.    Tu ama namartinodohon ni painundun
2.    Tu Ompu namartinodohon ni painundun
3.    Tu parsadaan Marompu-ompu
4.    Tu punguan Sejabodetabek
5.    Tu parsadaan Boru dan Bere
6.    Dongan Sahuta
7.    Tu Horong ni hula-hula
8.    Tu sude Raja naginokkon (pasituak natonggi)
Molo Mangain Boru :
A.     Apabila ada anak laki-laki (Baoa) mau menikah dengan anak boru Sileban, maka keluarga Par Anak Mangido/Marsomba tu hula-hulana asa gabe natoras (Painundun/ tu nanaeng parumaenna jala marpangidoan marhite mamboan sipanganon dohot pasahat piso-piso, panggabei, pasituak manang pago-pago tu sude horong ni hula-hula  (Raja Naginokkon) jala pardalanna songon on ma



Molo mangain boru
Tarsongon on ma nian parjojorna :

1.    Batu ni Sulang tu ama, Ina painundun
2.    Pago-pago/Panggabei tu Sijalo Bara
3.    Pago-pago /Panggabei tu simolohon
4.    Piso-piso tu Tulangna/hula-hula (horong ni hula-hula)
5.    Pago-pago /Panggabei tu paribanna
6.    Pago-pago /Panggabei tu Amang tuana/Amang Udana/Ibotona
7.    Pago-pago /Panggabei tu namboruna
8.    Pago-pago /Panggabei tu Mar Ompu-Ompu
9.    Pago-pago /Panggabei tu punguan Tambunan Pagaraji
10. Pago-pago /Panggabei tu dongan sahuta, boru dohot bere

2.   Atas permintaan dongan tubu (keluarga Tambunan Pagaraji)

Apabila ada keluarga dongan tubu naeng mangain boru (Sorang Magodang) dimana permohonan langsung sian natoras (painundun) tu Raja ni dongan tubu diatas ni sipanganon mangido asa gabe boru sorang magodang di nasida. Jala pardalan ni pago-pago panggabei songon on ma :
1.    Tu ama namartinodohon ni painundun
2.    Tu Ompu namartinodohon ni painundun
3.    Tu parsadaan mar Ompu-ompu
4.    Tu Punguan Sejabodetabek
5.    Tu Parsadaan Boru dan Bere
6.    Tu dongan sahuta
7.    Tu horong ni hula-hula
8.    Sude Raja naginokkon (Pasituak natonggi)



Selanjutnya...