Ikat Kaki (China)
Ikat kaki menjadi tradisi dikhususkan untuk perempuan China saat Dinasti Ming berkuasa pada 618-907. Awalnya ada anggapan, semakin kecil kaki, semakin cantik kaum hawa dipandang. Semiliar perempuan rela mengalami penyiksaan agar mendapatkan bentuk kaki sempurna zaman itu. Panjang kaki mereka yang melakukan ini hanya 15 sentimeter saja. Saat terjadi revolusi Sun Yat Sen pada 1911 praktek ini dilarang sebab dinilai kejam.
Mumi diri sendiri (Jepang)
Pemuka agama Buddha di Jepang Utara pernah mempraktekkan tradisi mengerikan ini. Mereka mengkonsumsi racun alami mematikan namun tidak membuat tubuhnya hancur. Biarawan Buddha ingin meninggal secara berturut-turut mengkonsumsi makanan khusus selama tiga tahun. Lalu mereka meminum getah pohon Urushi. Getah ini menyebabkan muntah dan membuat cairan tubuh cepat hilang. Kerusakan organ dalam tubuh juga terjadi cepat.
Kasim (Timur Tengah)
Ini salah satu tradisi mengerikan diperuntukkan lelaki di Timur Tengah. Kasim merujuk pada kebiasaan membuang kemaluan kaum Adam sebab tidak lagi subur atau alasan lainnya. Peradaban Sumeria pertama kali mempraktekkan ini. Banyak Kasim dipekerjakan di tempat-tempat strategis seperti menjadi komandan militer, pejabat pemerintahan, hingga petugas keagamaan. Mereka dinilai tidak akan tergoda merebut kekuasaan dan membangunnnya sebab tidak bisa mempunyai keturunan.
Sati (India)
Sati atau bakar diri hidup-hidup dilakukan oleh perempuan ditinggal mati suaminya. Ini lambang kesetiaan pada pemilik hati sang hawa. Sati sering dilakukan mereka berkasta tinggi. Hanya perempuan pilihan dapat melakukannya. Mereka dianggap pahlawan sesuai ajaran Hindu. Sati juga pilihan terbaik saat seorang istri ditinggal mati suami. Status janda disandangnya kerap menyiksa mereka lebih parah bahkan bisa dikucilkan.
Menumbuk mayat (Tibet)
Ini salah satu tradisi paling mengerikan di dunia. Bangsa Tibet selalu menumbuk mayat keluarga atau kerabatnya sebab letak geografis tanah tidak bisa menguburkan mayat secara normal. Hampir seluruh tanah diliputi batu dan air. Setelah mayat ditumbuk hingga halus, daging itu diberikan pada burung pemakan bangkai yang banyak hidup di Tibet. Cara itu diyakini ruh akan kekal bersama burung itu.
Qamezani (Iran)
Tradisi ini dilakukan penganut Syiah di Iran untuk memperingati Hari Syura, hari diyakini kemenangan Husein putra Ali bin Abi Thalib, salah satu khalifah paling berpengaruh bagi Syiah. Dia mempertahankan Islam di Negeri Mullah itu dalam perang Karbala. Pecinta Husein di hari Syura turun ke jalan dan menyakiti diri mereka hingga berdarah. Baik lelaki maupun perempuan ingin merasakan perjuangan Hussein menegakkan agama Allah SWT.
Potong Jari (Indonesia)
Tradisi potong jari dilakukan Suku Dani asal Papua, Indonesia, bila ada kerabat dekat meninggal. Memotong jari simbol sakit dan pedih ditinggalkan orang terkasih. Jari dilambangkan kerukunan, persatuan, dan kekuatan dalam diri manusia. Jari saling bekerja sama melakukan apapun. Kehilangan satu ruas, maka hilanglah komponen kebersamaan dan berkurangnya kekuatan.
Duel maut (bangsa Barat)
Duel atau bertempur satu lawan satu dimulai sejak abad ke-15 pada bangsa barat. Mereka berselisih hingga salah satu tewas. Mereka membuat peraturan sendiri dan memilih sendiri senjata hendak digunakan. Duel terjadi jika ada pihak menantang pihak lain. Penyebabnya bermacam-macam, paling banyak karena telah dihina oleh lawan.
Manusia persembahan (Amerika Selatan dan Afrika)
Bangsa di dua belahan bumi ini paling banyak melakukan praktek persembahan manusia untuk alasan tidak masuk akal, seperti ucapan terima kasih pada roh dan dewa. Manusia persembahan dipilih lalu dibunuh dengan cara berbeda-beda, yakni dipenggal, dibakar hidup-hidup, dikubur hidup-hidup. Biasanya anak kecil atau gadis masih perawan.
sumber : unik baca
No comments:
Post a Comment