Bahkan ada juga yang lebih awal memingit anak-anaknya. Hal ini untuk
menjaga mereka dari budaya pernikahan di bawah umur. Namun, ada sebuah
kesempatan di mana anak-anak gadis ini bisa melihat dunia bebas dan
menebar pesona pada pria-pria, yaitu di 'Bridal Market' atau 'Pasar Calon Mempelai Wanita'.
Di pasar yang lebih mirip
perayaan ini, para gadis-gadis muda dan pria-pria muda akan bertemu.
Mereka tentu saja bersama dengan para orang tua. Wanita-wanita muda akan
tampil dengan pakaian gipsi atau pakaian bagus lainnya. Mereka akan berdandan semenarik mungkin untuk bisa menarik perhatian calon mempelai pria yang akan menawar mereka.
Menawar? Ya, mereka akan
ditawar sebagaimana benda-benda di pasar. Namanya saja pasar calon
mempelai wanita. Namun bedanya, di sini bukan perdagangan perempuan.
Orang-orang tua yang kebanyakan berlatar belakang miskin ini akan
membiarkan anaknya menemukan pria yang mau 'menawar' mereka untuk
dinikahi. Jaminannya adalah bahwa anak gadis mereka masih perawan.
Uang hasil negosiasi ini akan digunakan untuk membeli gaun pengantin dan
berbagai kebutuhan pernikahan lainnya. Apabila nantinya terbukti anak
gadis ini tak lagi perawan, maka keluarga mempelai wanita akan
mengembalikan semua uangnya. Semakin cantik dan semakin banyak pria yang
ingin melamar seorang gadis, biasanya harganya akan semakin tinggi
No comments:
Post a Comment